MEMBUAT STEK BEBERAPA JENIS TANAMAN DALAM POT
Membuat stek dari beberapa jenis tanaman dalam satu pot adalah mudah,
mendidik dan tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal serta dapat
dikerjakan oleh kebanyakan orang. Untuk hasil yang terbaik, pastikan
untuk memulai pekerjaan ini dengan vermikulit yang baru dan bersih dan
juga pot yang baru. Pemakaian pot bekas dapat menjadi sumber penyakit
bagi tanaman.
Berikut ini beberapa bahan yang diperlukan yaitu : Pot plastic berukuran
diameter 6 atau 7 inci, Pot tanah liat berdiameter 2.5 inci,
vermikulit, kertas prakarya ukuran kasar (paper towels) dan gabus kecil.
Lapiskan dasar pot plastic dengan kertas tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mencegah vermikulit keluar dari lubang pembuang air pada dasar
pot.
Tuangkan vermikulit pada pot plastic sampai batas atas pot.
Selanjutnya, masukan gabus pada lubang bawah pot tanah liat.
Masukkan pot tanah liat ke tengah-tengah pot plastic yang telah berisi vemikulit.
Masukkan air ke Vermikulit.
Masukkan juga air ke dalam pot tanah liat. Tanah liat bersifat porous
dan akan menyebabkan air merembes melalui tengah pot ke vermikulit.
Setelah vermikulit kekurangan air, secara cepat akan diisi kembali oleh
air yang berada di pot tanah liat. Pastikan utuk menjaga agar air yang
berada di pot tanah liat tetap terisi. Vermikulit yang mengandung air
sangat baik bagi pertumbuhan akar.
Pot siap digunakan
Kebanyaknya tanaman yang ditanam di dalam rumah tumbuh dalam pola
bercabang dengan batang utama yang penuh dengan daun. Cari titik tumbuh
dimana terdapat daun muda dan potong sekitar 3 atau 4 inci diujungnya.
Potong sekitar 1.5 inci dibawah tangkai pohon, area di mana tangkai daun
bertemu dengan tangkai utama. Tangkai pohon merupakan sel
tumbuh-tumbuhan.yang aktif membelah.
Masukkan tangkai pohon yang telah dipotong ke dalam vermikulit. Akar baru akan terbentuk dari tangkai ini.
Kadangkala anda harus membuang daun-daun yang lebih rendah untuk
memasukkan tangkai pohon ke dalam vermiculite. Pada gambar diatas
menunjukan batang pohon pilea di mana daun-daun telah dibuang. Daun-daun
akan membusuk jika daun tersebut ditanamkan ke dalam vermikulit.
Untuk memperindah dan suasana nyaman suatu rumah, banyak orang
memanfaatkan tanaman sebagai penghias atau orang lebih mengenal dengan
sebutan tanaman hias. Tanaman hias dapat ditempatkan di dalam ruangan
(indoor) maupun di luar ruangan (outdoor), tentu dengan perbedaan tempat
tanaman ini, kita juga bisa memilih menyesuaikan tanaman hias mana yang
cocok untuk ditanam di dalam ruangan dan tanaman untuk di luar ruangan.
Sebagai panduan untuk memilih tanaman hias yang akan ditempatkan di
dalam ruangan, kita pilih tanaman-tanaman hias yang tahan terhadap
kekurangan sinar matahari, begitu juga sebaliknya untuk tanaman hias
yang akan ditanam di luar ruangan atau halaman pilihlah tanaman hias
yang membutuhkan air atau butuh penyinaran yang cukup.
Menanam
Menanam tanaman hias pada umumnya dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
tanaman ditanam langsung di halaman ada pula yang ditanam di dalam pot.
Cara tanam seperti ini tentu akan memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing.
Untuk tanaman hias yang ditanam langsung di halaman akan lebih mudah
dalam perawatan dibandingkan dengan tanaman hias yang ditanam di dalam
pot, seperti untuk penyiraman kita masih dapat memanfaatkan air hujan,
manakala kita sedang malas melakukan penyiraman. Kelebihan lain untuk
tanaman yang ditanam di halaman, pada penggunaan pupuk dapat
memanfaatkan unsur hara yang ada di dalam tanah.
Tanaman hias dalam pot lebih fleksibel dalam pengaturan atau
penataannya, tidak diperlukan tenaga yang kuat, sehingga kaum perempuan
yang identik dengan tanaman hias ini dapat dengan mudah melakukannya.
Tanaman hias dalam pot ini pada umumnya dimanfaatkan sebatas sebagai
penghias lingkungan, walaupun masih banyak tanaman hias lain yang dapat
juga bermanfaat untuk obat-obatan atau sayur-sayuran.
Tanaman hias dalam pot hampir semua kalangan memilikinya, mulai dari ibu
rumah tangga, kalangan hobies dan kolektor. Tanaman hias dalam pot
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Yang dimaksud keunggulannya adalah
dapat digunakan sebagai pengindah halaman, ruangan, dan fungsi kesehatan
jiwa anak-anak terutama tanaman hias dalam pot yang memiliki warna
warni bunga-bunganya merah, kuning, hijau, putih, dan ada yang menarik
khusus dari daunnya. Hal tersebut akan meningkatkan gairah anak-anak
bermain.
tanaman indoor dan outdoor jangan dibiarkan saat penghujan tiba karena
akibatnya bisa fatal Iho. Ada kok perlakuan khusus bagi keduanya.
Penghujan merupakan musim yang patut diwaspadai bagi hobis tanaman
indoor maupun outdoor. Mengapa? Sebab musim hujan bisa membikin tanaman
bisa cepat mati. Hal ini disebabkan kondisi lembab yang ditimbulkan
musim hujan tersebut.
Yang jelas kelembaban mikro di sekitar tanaman makin meninggi. Akibatnya
tanaman rentan ditumbuhi jamur dan bakteri. Bagaimana cara merawat
tanaman ini selama musim penghujan?
Selama musim hujan, tanaman harus sering dipangkasi. Pemangkasan daun
ini berfungsi untuk mengurangi kelembaban maikro di dalam tanaman.
Seperti apa daun yang perlu dipangkas? Daun yang wajib dipangkas adalah
yang jadi penyebab kelembaban berlebih di sekitar batang tanaman.
Kebanyakan jenis tabulampot yang berdaun lebat wajib mengalami proses
pemangkasan. Daun yang dipangkas adalah daun muda atau susu yang tumbuh
mengarah ke dalam batang tanaman. Orang Jawa lazim menyebutnya dengan
istilah tunas wiwilan. Karena jadi penyebab kelembaban tinggi pada
tanaman, tunas ini sebaiknya dipotong saja. Tunas ini pun dalam tanaman
jarang kebagian sinar matahari. Sehingga proses berganti dengan cepat.
Apalagi kalau hujannya tidak rutin. Nah, fungsi Dolomit adalah
menyetabilkan pH tanah sehingga akar tanaman tetap mudah menyerap hara.
Pemberian Dolomit ini cukup mudah. Untuk tanaman yang berada di dalam
pot berdiameter 40 s/d 50 cm, pemberian Dolomit cukup 5 sendok makan
dengan cara ditebar di sekitar permukaan tanah. Paling cocok ditebar
saat awal-awal musim hujan. Dengan Dolomit, daun tanaman terhindar dari
pembusukan. Pembusukan daun ditandai dengan warna menguning lalu coklat
kering.
Media ini memiliki kelebihan mampu menahan air dan pH-nya tidak gampang turun.
Saat hujan itu, media perlu dikurangi sedikit saja. Contoh kasus pada
pot anggrek. Bila mengunakan media arang, maka jumlah arangnya harus
dikurangi saat penghujan. Bila akar anggrek belum membelit arang,
sebaiknya diambil arang tersebut. Hal ini untuk menghindari pembusukan
pada akar dan batang anggrek. Baru saat musim kemarau, arang bisa
ditambahi lagi. Inilah perbedaan perawatan musim hujan antara tanaman
indoor yang bermedia bukan tanah.
Tip ketiga adalah memberikan pupuk NPK. Pupuk ini cukup mudah
pemakaiannya. Caranya dipendam di dalam media tanam sejauh 15 cm dari
batang tanaman. Saat terkena air hujan, pupuk ini akan larut dengan
sendirinya di dalam tanah. Jika pemberian dilakukan saat kemarou, maka
pupuk ini horus dilarutkon dolam air dulu, lalu disiramkan di sekitar
akar.
Tip keempat adalah penyemprolan fungisida. Penyemprotan fungisida ini bisa dicampur dengan insektisida.
Untuk menghindarkan penyemprolan yang sia-sia, lihat kondisi cuaca
terlebih dahulu. Bila hari ini hujan dan besok tidak, mako besok paling
baik menyemprotkan kedua bahan tadi. Atau bila pagi hari ini cerah, maka
bahan tersebut bisa disemprotkan. Obat ini akan mengering dan melapisi
tanaman dalam waktu 2-3 jam setelah semprot.
Penyemprotan paling bagus dilakukan seminggu 2 kali. Efektif
penyemprotan dilakukan pagi dan sore. Pagi antara pukul 06.00 s/d 08.00.
Karena saat pagi hari stomata terbuka lebar dan serangga lagi aktif
menyerang sehingga tepat pada sasaran. Usahakan menggunakan spray kecil
dan semprot pada permukaan daun bagian bawah karena merupakan tempat
sarang hama.
Tip kelima adalah melakukan penggemburan dan penyiangan pada tanah.
Tanaman outdoor yang memakai media tanah harus digemburkan. Hal ini
berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah terutama memperbaiki
porositasnya.
Tip keenam adalah menempatkan pot tersebut lebih tinggi dari tanah.
Fungsinya agar terhindar dari genangan air. Beberapa kota atau lahan di
rumah Anda, pastinya akan terkena banjir atau tergenang air sebagian.
Pot yang tergenang akan membuat tanah selalu lembab, hal ini fatal untuk
akar karena bisa membusuk. Cara paling mudah adalah menempatkan pot
pada pilar atau rak. (agrobis)
Tanaman hias bisa kita rawat dengan cara yang baik, di mana ada cara
yang tepat untuk merawat agar tanaman tersebut tidak rusak dan terkena
hama. Di bawah ini adalah cara untuk merawat tanaman hias .
1. Melakukan penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan 2x sehari bila cuaca panas atau tergantung
dari media tanamnya, jika masih basah maka penyiraman dilakukan cukup 1
kali sehari atau 2 hari sekali.
2. Pemberian Pupuk
Pemupukan dilakukan rutin menggunakan NPK seimbang (16-16-16) dengan
dosis 2 gram per liter air (1/2 sendok teh), Pupuk dilarutkan dalam air
dan disiramkan ketanaman (jangan mengenai daun) tiap 2 minggu sekali.
Pemupukan dilakukan dengan melingkari disekeliling pinggir tanaman.
Kalau memungkinkan perlu dipupuk daun seminggu sekali dengan dosis 1
gram per liter air, (1/2 sendok the untuk satu liter air).
3. Cara penyimpanan
Anthurium suka tempat yang teduh atau dalam ruangan atau di teras rumah,
dan hanya memerlukan sedikit sekali cahaya. Dan jika tanaman tersebut
yang membutuhkan cahaya yang lebih banyak maka tanaman tersebut di
letakan di halaman rumah anda.
4. Ganti Pot dan Media
Penggantian Media disesuaikan dengan besarnya tanaman. Media bisa
berasal dari campuran sekam dan pupuk kandang (2:1) atau menggunakan
pakis cacah
5. Berkembang atau memperbanyak
Bisa dilakukan dengan biji. Atau cara termudah adalah dengan menyetek tanaman tersebut di bagian batang tanaman.
Penampilan tanaman athurium yang prima selalu menjadi dambaan setiap
pemiliknya. Untuk dapat memiliki anthurium yang mantap, prima, eksklusif
dan megah, serta sedap dipandang mata, perawatan jelas menjadi kunci
utama.
A. PENYIRAMAN:
Penyiraman memegang peran penting untuk menjamin pertumbuhan anthurium
yang sehat. Namun demikian selalu disarankan, penyiraman tidak boleh
berlebihan. Air tidak boleh sampai tergenang, atau media sampai becek.
Secara ringkas, penyiraman anthurium hanya berfungsi untuk menjaga
kelembaban media saja.
Yang ideal penyiraman dilakukan satu hari sekali, pada pagi hari sebelum
pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 17.00, untuk menghindari
penguapan. Pada musim kemarau, atau saat suhu sangat tinggi dan
kelembaban udara juga meningkat, jadwal penyiraman boleh dilakukan 2-3
kali sehari. Apabila media masih basah, penyiraman tidak perlu
dilakukan. Penyiraman yang terlampau sering justru menyebabkan tanaman
busuk dan memicu munculnya penyakit.
Upayakan menggunakan air yang bersih dan terhindar dari pencemaran.
Penyiraman bisa dilakukan dengan sprayer ke arah media tanamnya, bukan
pada daunnya untuk menjaga agar daun tidak robek.
B. PEMUPUKAN:
Pupuk dasar bagi anthurium adalah NPK. Di pasaran saat ini tersedia
pupuk NPK dalam bentuk slow release seperti Dekastar atau Osmocote.
Apabila menggunakan pupuk ini, pemupukan cukup dilakukan enam bulan
sekali. Pupuk NPK diberikan dengan cara disebar di sekitar tajuk
tanaman. Jumlahnya, mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan.
Jenis pupuk yang diberikan, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan
fase pertumbuahnnya Pada tanaman muda, gunakan pupuk dengan kandungan N
(Nitrogen) yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.
Pada saat tanaman sudah mencapai fase generatif, bisa diberikan pupuk
dengan kandungan P (Phospor) dan K (Kalium) yang tinggi guna merangsang
munculnya bunga.
Selain pupuk dasar NPK, sebaiknya juga diberikan pupuk kandang atau
humus sedikitnya setahun sekali. Pupuk kandang yang digunakan harus
steril. Untuk anthurium daun, banyak hobbyst menambahkan dengan
menyemprotkan pupuk majemuk, seperti Gandasil atau Atonik sesuai aturan.
Disebut pupuk majemuk karena kandungannya tidak hanya NPK tetapi juga
ada unsur tambahan.
C. PENEMPATAN:
Anthurium sebaiknya ditempatkan di tempat semi teduh. Tepatnya, lokasi
dengan intensitas cahaya antara 30-40%. Misalnya, di teras rumah,
halaman rumah di bawah pohon pelindung, atau ruangan dalam dekat
jendela.
Jika diletakkan di dalam rumah, sebaiknya taruh dekat jendela atau yang
terkena cahaya matahari. Anthurium yang diletakkan di dalam rumah,
sebaiknya di keluarkan secara berkala. Sedikitnya 3 hari sekali selama
sehari penuh. Karena tanaman yang terlalu lama bnerada di dalam ruangan,
cenderung membuat daun-daunnya pucat. Jika ruangan ber-AC, daun menjadi
kering dan warna hijau menjadi kusam.
Jika diletakkan di halaman terbuka, harus menggunakan shading net yang
memiliki ketebalan 60%, yang memungkinkan hanya 40 % cahaya masuk.
Jangan terlalu gelap, atau teduh. Ini bisa membuat pertumbuhan fisik
tanaman terganggu. Misalnya, tangkai daun anthurium yang mestinya
bertangkai pendek, menjadi memanjang, bentuk daun yang mestinya bulat,
menjadi runcing, dan berbagai perubahan lainnya. Yang selalu harus
diingat, jangan sampai anthurium kita terkena cahaya matahari langsung,
daun anthurium bisa terbakar (necrosis) dan musnah sudah keindahan
anthurium sebagai tanaman hias berdaun indah.
D. PERAWATAN DAUN:
Daun adalah bagian dari anthurium yang paling spesial. Kalau daun
anthurium kotor penuh debu, atau sobek, kadar ketistimewaannya dengan
sendirinya akan merosot.
Untuk menjaga agar daun-daun anthurium kita selalu kinclong dan
ngejreng, tentu saja kita harus menjaganya dari kotoran atau debu. Kalau
dianggap perlu, boleh saja kita melapnya dengan tissue basah atau kain
halus yang basah, setiap hari. Sedang untuk menjaga agar daun-daun
anthurium yang kita sayangi tidak sobek, atau hangus terbakar matahari
sebaiknya kita meletakkan tanaman anthurium di tempat yang kita anggap
paling aman baik dari lalulintas orang lalulalang maupun cahaya matahari
langsung.
E. SANITASI:
Yang dimaksud sanitasi di sini adalah kebersihan yang meliputi
kebersihan lingkungan, media tanam dan alat kerja. Harus diingat, bahwa
kondisi lingkungan dan cuaca jelek, terutama di musim hujan
sering-sering memicu munculnya berbagai jenis penyakit seperti bakteri
atau jamur.
Media tanam selalu dianjurkan steril. Tujuannya, juga untuk mencegah munculnya Cendawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar